Semua orang pasti pernah mengalami problem satu ini. Entah terjadi pada diri sendiri atau pun orang di sekitarnya. Bau mulut memang masalah yang menjengkelkan, memalukan dan bisa menyebabkan kepercayaan diri hilang.
Biasanya, jika ingin mengecek apakah kita mengalami mau mulut adalah dengan menghembuskan napas di telapak tangan. Tapi, cara itu tidak efektif. Kini, ada alat yang diciptakan untuk mendeteksi aroma napas Anda.
Alat ini cukup efektif digunakan untuk mengecek bau napas sebelum melakukan presentasi di depan orang banyak, atau saat berkencan. Nama alat ini adalah Kiss-O-Meter. Awalnya, alat ini diciptakan untuk pria atau wanita agar merasa percaya diri saat mencium pasangannya.
Cara kerjanya, hembuskan napas ke layar alat berbentuk hati itu. Dan, dalam beberapa detik alat tersebut akan mengindikasikan skala aroma napas Anda. Mulai dari skal 1-5, yaitu Kiss me (harum), Possible (segar), Maybe (biasa), Risky (bau), dan Never (bau sekali).
Kiss-o-Meter dapat mendeteksi bakteri penghasil bau mulut yang terjebak di lidah dan sela gigi. Para penciptanya mengklaim alat ini 80% efektif dibandingkan menghembuskan napas ke telapak tangan. Sayangnya, alat ini belum tersedia di Indonesia.
Biasanya, jika ingin mengecek apakah kita mengalami mau mulut adalah dengan menghembuskan napas di telapak tangan. Tapi, cara itu tidak efektif. Kini, ada alat yang diciptakan untuk mendeteksi aroma napas Anda.
Alat ini cukup efektif digunakan untuk mengecek bau napas sebelum melakukan presentasi di depan orang banyak, atau saat berkencan. Nama alat ini adalah Kiss-O-Meter. Awalnya, alat ini diciptakan untuk pria atau wanita agar merasa percaya diri saat mencium pasangannya.
Cara kerjanya, hembuskan napas ke layar alat berbentuk hati itu. Dan, dalam beberapa detik alat tersebut akan mengindikasikan skala aroma napas Anda. Mulai dari skal 1-5, yaitu Kiss me (harum), Possible (segar), Maybe (biasa), Risky (bau), dan Never (bau sekali).
Kiss-o-Meter dapat mendeteksi bakteri penghasil bau mulut yang terjebak di lidah dan sela gigi. Para penciptanya mengklaim alat ini 80% efektif dibandingkan menghembuskan napas ke telapak tangan. Sayangnya, alat ini belum tersedia di Indonesia.